Jumat, 20 Maret 2015

Jomblo tapi Bahagia

Alhamdulillah saya sudah pernah menamatkan membaca kitab Riyadhus Shalihin dan Al Adzkar karya Imam Nawawi rahimahullah. Seringkali ketika saya membacanya, saya mengingat sejarah kehidupan Imam Nawawi. Membuat saya terkesima dengan pencapaian yang telah beliau raih. Usia 42 tahun beliau wafat. Usia yang tergolong masih muda bila dibandingkan kebanyakan ulama pada umumnya. Namun keilmuan beliau sungguh luar biasa banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan karya tulis beliau yang sangat banyak dan berjilid-jilid tebalnya. Tidak hanya itu, hampir semua karya beliau menjadi rujukan utama para ulama dari zamannya hingga kini. Membuktikan dari segi keilmuan, kepakaran beliau sudah tidak diragukan lagi.

Mengenai diri beliau, secara singkat dapat kita baca dari keterangan berikut ini:
Imam Adz-Dzahabi mengatakan, "Beliau adalah profil manusia yang berpola hidup sangat sederhana dan anti kemewahan. Beliau adalah sosok manusia yang bertakwa, merasa cukup dengan apa yang ada, menjaga diri dari yang haram, memiliki perasaan selalu merasa di awasi Allah baik di saat sepi maupun ramai. Beliau tidak menyukai kesenangan pribadi seperti berpakaian indah, makan-minum lezat, dan tampil mentereng. Makanan beliau adalah roti dengan lauk seadanya. Pakaian beliau adalah pakaian yang seadanya, dan tempat tidur beliau hanyalah kulit yang disamak."

Abul Abbas bin Faraj berkata, "Syaikh (An-Nawawi) telah berhasil meraih tiga tingkatan yang mana satu tingkatan saja jika orang biasa berusaha untuk meraihnya, tentu akan merasa sulit. Tingkatan pertama adalah ilmu yang dalam dan luas. Tingkatan kedua adalah zuhud yang sangat. Tingkatan ketiga adalah keberanian dan kepiawaiannya dalam beramar ma'ruf nahi munkar."

Ibnu Al-Aththar berkata, "Guru kami, An-Nawawi, di samping selalu bermujahadah, menjaga diri dari yang diharamkan, senang mendekatkan diri kepada Allah, dan mensucikan jiwanya, beliau adalah seorang yang hafal banyak hadits, bidang-bidangnya, rijalnya, dan ma'rifat shahih dan dhaif-nya. Beliau juga seorang imam dalam madzhab fikih."

Ibnu Al-Aththar juga berkata, "Guru kami, An-Nawawi, menceritakan kepadaku bahwa beliau tidak pernah sama sekali menyia-nyiakan waktu, tidak di waktu malam atau di waktu siang bahkan sampai di jalan, beliau terus dalam menelaah dan menghafal."

Rasyid bin Muallim berkata, "Syaikh Muhyiddin An-Nawawi sangat jarang masuk kamar kecil, sangat sedikit makan dan minumnya, sangat takut mendapat penyakit yang menghalangi kesibukannya, sangat menghindari buah-buahan dan mentimun karena takut membasahkan jasadnya dan membawa tidur. Beliau sehari semalam makan sekali dan minum seteguk air di waktu sahur."

Quthbuddin Al-Yuniny berkata, "Beliau adalah teladan zamannya dalam ilmu, menjaga diri dari yang diharamkan, ahli ibadah, dan zuhud."

Syamsuddin bin Fakhruddin Al-Hanbaly berkata, "Beliau adalah seorang imam yang menonjol, hafidz yang mutqin, sangat menjaga diri dari yang diharamkan dan zuhud."

Imam Nawawi hingga akhir hayatnya tidak menikah. Namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Beliau benar-benar mewakafkan usianya untuk berdzikir kepada Allah, menuntut ilmu, mengajar, dan menulis kitab tanpa ada yang menghalangi, tanpa ada yang menakut-nakutinya. Usianya yang singkat benar-benar berkah. Ilmunya pun kemudian menjadi berkah. Hingga kini karya-karyanya telah menjadi amal jariyah bagi beliau.

Sahabatku, kesendirian anda janganlah anda tangisi. Karena bisa jadi kesendirian anda saat ini jauh lebih bermanfaat bagi anda dan orang lain. Kesendirian Anda maupun kebersamaan Anda bersama pasangan hidup Anda, adalah ujian bagi Anda. Sebagaimana juga mereka yang telah memiliki anak maupun yang belum memiliki anak; sama-sama sedang di uji Allah. Yang satu diuji dengan sifat amanah, dan yang kedua diuji dengan sifat sabar. Isilah waktu-waktu anda dengan kesibukan yang bermanfaat. Jauhkan diri anda dari maksiat. Tutuplah hari-hari anda dengan kebahagiaan. Semoga Allah memberkahi hidup anda.

0 komentar:

Posting Komentar