Rabu, 25 Maret 2015

Bahaya Pengangguran

Harga-harga bahan pokok meningkat, bbm naik, nilai rupiah melemah, ekonomi terpuruk, mencari pekerjaan sulit, banyak pengangguran, banyak kejahatan.

Imam Syafi'i berkata, "Dan dirimu, bila tidak engkau sibukkan dengan kebenaran, maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebatilan."

Imam Ibnul Qayyim berkata, "Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba adalah adanya waktu menganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia tidak disibukkan dengan yang bermanfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal yang membahayakan."

Maka pengangguran, seperti kata Albert Camus (peraih nobel sastra), hanyalah santapan bagi setan.

Yang dimaksud pengangguran bukan sebatas tidak bekerja mencari nafkah. Tapi mereka yang tidak mengisi waktu luang dengan beragam kebaikan juga bisa dikategorikan sebagai pengangguran. Amirul Mukminin Umar bin Khaththab berkata, "Sungguh aku marah dengan orang yang menganggur. Tidak melakukan amal dunia maupun amal akhirat.

Oleh karenanya penting bagi kita untuk merencanakan hari-hari, membuat target-target yang bisa dicapai pada satu hari, seminggu, sebulan, dan seterusnya. Target-target itu tidak perlu langsung yang susah-susah. Pertama-tama awalilah dengan target-target yang mudah agar kita semangat mengerjakannya. Setelah itu, kita bisa meningkatkannya lagi. Misalnya, sehari membaca buku 50 halaman, tilawah Al Quran 1 juz, shalat sunah 12 rakaat, menghafal Al Quran 1-5 ayat, berolahraga minimal 15 menit, dan seterusnya. Semua itu dilakukan agar kita luput dari bahaya pengangguran. 

Orang yang bijak selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Istirahatnya diniatkan untuk beribadah, apalagi disaatnya terjaga. Sekalipun miskin harta, ia selalu sibuk dengan kebaikan. Suatu waktu dia mencari nafkah, kemudian banyak berdoa, banyak berdzikir, rajin membaca, tekun menuntut ilmu, mengerjakan shalat sunah dan tilawah. Jika tidak dapat memberikan manfaat kepada orang lain, maka ia akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar