Selasa, 28 April 2015

Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan?

Sahabatku, sudah bertahun-tahun kita hidup, tetapi masih saja ada di antara kita yang tidak merasakan kasih sayang Allah. Mereka berkata: Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah usia 40 tahun gini saya belum mendapatkan jodoh. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah ratusan lamaran kerja saya kirim tapi tak satu di terima. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah sepuluh tahun saya berkeluarga belum juga punya anak. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah lima kali saya ikut ujian masuk perguruan tinggi tapi tak satu pun ada yang lolos. Ahh, mana buktinya Allah sayang pada saya, sudah tiga kali proposal taaruf saya ditolak oleh akhwat.

Semuanya disalahkan kepada Allah. Tidak pernah berpikir dan mengevaluasi diri, mengapa semua itu terjadi. Bahkan tidak pernah merendah diri dalam menghadap-Nya, beristighfar dan memohon kepada-Nya. Mereka menyangka bahwa ukuran kasih sayang Allah hanya pada hal-hal itu saja. 

Mengapa mereka tidak berpikir, ketika mereka tumbuh dewasa siapakah yang memberinya hidup? Siapakah yang memberinya makan dan minum? 

Mengapa mereka tidak berpikir tentang udara yang selalu mereka hirup setiap hari? Mengapa mereka tidak berpikir tentang mata mereka yang dapat berkedip? Mengapa mereka tidak berpikir tentang kelima indera mereka yang dapat berfungsi dengan baik? 

Mengapa mereka tidak berpikir tentang bumi yang mereka diami ini, yang lapisan kulitnya sangat tipis, yang di bawahnya ada magma yang sedang bergolak-golak, bukankah jika Dia kehendaki Dia dapat meletuskannya hingga menembus lapisan kulit itu? 

Mengapa mereka tidak berpikir tentang benda-benda langit yang bisa saling berbenturan lalu menghantam bumi, jika Dia menghendaki? Kita hidup di tengah-tengah tempat yang sangat rawan dari bencana, tapi karena kasih sayang Allah semuanya itu tidak terjadi. Mengapa mereka tidak berpikir?!

Lihatlah! Rasakanlah! Betapa kebaikan Allah tersebar dimana-mana, mulai dari semut, cacing tanah, hingga gajah. Tetapi mengapa sebagian dari kita menganggap terlepasnya satu nikmat menandakan Allah tidak sayang padanya? Dikemanakan jutaan nikmat-Nya yang lain??

0 komentar:

Posting Komentar