Rabu, 11 Februari 2015

Mengapa Mereka Kembali Murtad?

Saya sering membaca berita-berita yang menyebutkan bahwa ribuan hingga puluhan ribu orang kafir di Amerika Serikat masuk Islam. NBC News misalnya, menyebutkan, sekitar 20 ribu warga Amerika masuk Islam setiap tahun. Membaca berita ini membuat hati saya gembira dan bahagia. 

Angka 20 ribu bukanlah angka yang sedikit, apalagi jika ditambah imigran yang sudah beragama Islam. Kalau dipikir-pikir, dengan jumlah sebanyak itu, umat Islam pasti memiliki posisi strategis di Amerika Serikat. Tapi kenapa belum? Mengapa posisi mereka masih kalah strategis dengan kaum Yahudi?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak saya. Hingga kemudian saya temukan jawabannya setelah membaca buku "Bahkan Malaikat pun Bertanya" karya Prof. Jeffrey Lang. Beliau adalah seorang mualaf sekaligus guru besar matematika di salah satu universitas di Amerika. Dalam buku tersebut beliau menuturkan sebuah fakta mengejutkan bagi saya dan mungkin jawaban saya selama ini: Banyak mualaf yang kembali menjadi murtad. Penyebabnya ternyata adalah tidak adanya keseimbangan dalam hidup mereka. Mereka memandang bahwa Islam itu jenggot, jubah, dan surban, seperti yang mereka lihat pada diri orang-orang Timur Tengah. Mereka menumbuhkan jenggot dan berprilaku 'ekstrem' dengan berdandan ala Timur Tengah yang mereka anggap tradisi itu adalah pengejawantahan ajaran Islam. Sementara itu tradisi dan budaya mereka berbeda hampir 100% dengan Islam ala mereka. Mereka membenturkan diri pada lingkungan mereka sendiri. Apa yang terjadi kemudian? Mereka kalah dan akhirnya menyerah, yaitu dengan kembali pada ajaran lama mereka (murtad).

Kesimpulannya, sumber utama kemurtadan mereka adalah karena kesalahpahaman mereka dalam memahami ajaran Islam. Islam bukanlah semata jenggot, jubah, atau hal-hal yang berkaitan tradisi Arab lainnya diluar konteks Islam. Ajaran Islam jauh lebih banyak dan lebih besar daripada itu semua. Kesalahpahaman mereka terjadi mungkin karena kurangnya dakwah dikalangan mereka sendiri sehingga mereka melihat Islam apa yang mereka persepsikan sendiri meskipun persepsi itu salah adanya. 

Kesalahpahaman itu menyebabkan mereka berlebih-lebihan atau ghuluw atau tidak adanya sikap yang seimbang dalam hidup mereka. Mereka berpandangan, masuk Islam artinya menjadi ekslusif, menjauh dari bermuamalah dengan orang-orang diluar agama mereka. Rasulullah Saw. bersabda, “Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu). Dan terbuktilah kemudian, para mualaf itu dikemudian hari menjadi murtad.

0 komentar:

Posting Komentar