Kamis, 26 November 2015

Rahasia Dibalik Umur 40 Tahun

"Tanda-tanda kebencian Allah terhadap seseorang ialah ketika ia menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal yang tiada guna. Umur seseorang akan berlalu, tetapi jika ia tidak menggunakannya untuk beribadah yang diperintahkan Allah, pantas ia menyesal sepanjang masa. Barangsiapa telah berumur lebih dari empatpuluh tahun, sedangkan amal baiknya belum mampu mengalahkan amal buruknya, bersiap-siaplah dia masuk neraka." (Hadits Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Ghazali dalam buku Ayyuhal Walad)

Waktu begitu pendek. Bahkan terasa cepat berlalu. Banyak yang hari-harinya hanya disibukkan rutinitas yang membosankan. Pagi kerja, sore pulang kerja. Malam tidur sampai pagi. Lalu kerja lagi. Begitu seterusnya. Makan-minum-BAB-BAK. Sebagian mungkin menyelinginya dengan ibadah wajib seperti shalat. Dapat uang segitu-segitunya. Dapat gaji segitu segitunya. Tapi yang didapat hanya sekedar lelah badan, bukan nikmatnya perasaan. Ingin mendapat dunia yang lebih; lebih kaya, lebih makmur, tidak dapat-dapat juga. Akhirnya dunia tidak dapat, apalagi akhirat.

Ada apa dengan umur 40 tahun? Para ulama dan ilmuwan mengatakan bahwa umur segitu adalah kesempurnaan kekuatan fisik dan mental, atau kematangannya, atau puncaknya. Maka dapat dipahami jika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama yang menandai dimulainya misi kenabiannya ketika beliau berusia 40 tahun. Allah pun secara khusus menyebut angka usia 40 tahun dalam sebuah ayat yang menjelaskan kewajiban seorang anak berbakti kepada ibu bapaknya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al Ahqaaf:15).

Surat kabar Telegraph menerbitkan sebuah artikel berjudul: "Brain only fully 'matures' in middle age" yang kurang lebih artinya “Sesungguhnya perkembangan otak tetap berlangsung sampai di pertengahan umur seseorang.” Dikatakan dalam artikel itu perkataan sebagai berikut:”Anda mungkin mengira bahwa Anda akan menjadi sepenuhnya matang (dalam berpikir) saat Anda berada di usia 21 tahun, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak Anda tidak berhenti perkembangannya, sampai akhir usia 40 tahunan.”

Dalam penemuan ini para ilmuwan menggunakan alat yang dinamakan alat scan fMRI (Functional magnetic resonance) yaitu sebuah alat yang sangat canggih yang bisa mengukur aktivitas dan perubahan-perubahan di daerah otak dengan cara yang menakjubkan. Dan sebelum abad 21, tidak ada satupun ilmuwan yang mengetahui bahwa perkembangan otak tidak sampai pada kesempurnaan melainkan di akhir usia empat puluh tahunan!

Profesor Sarah-Jayne Blakemore, Professor of Cognitive Neuroscience at the Institute of Cognitive Neuroscience, University College London dan co-director of the Wellcome Trust PhD Programme in Neuroscience at UCL, berkata:”Sejak kurang dari sepuluh tahun yang lalu, kami meyakini bahwa pertumbuhan otak terhenti pada usia dini dari umur manusia.”

Kemudian dia melanjutkan:”Tetapi ujicoba scan resonansi magnetik (fMRI) pada otak menunjukkan bahwa pertumbuhan otak akan berlanjut sepanjang usia tiga puluhan dan samapi umur empat puluh tahunan dari umur manusia! Dan Daerah yang paling penting dan paling besar pertumbuhannya adalah bagian bawah ubun-ubun. Bagian itu adalah bagian paling atas di daerah otak depan, yang dialah yang membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk lain.”

Dalam ayat lain Allah Swt. berfirman, "Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempo yang cukup untuk berfikir bagi orang-orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?" (QS. Al-Fathir: 37)

Menurut Ibnu Abbas, Hasan Al-Bashri, Al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq, yang dimaksud dengan “umur panjang dalam tempoh yang cukup untuk berfikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun.

Menurut Imam Ibnu Katsir, ayat ini memberikan petunjuk bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbaharui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh.

Imam Syafi'i setelah mencapai umur 40 tahunan, berjalan dengan menggunakan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, ia berkata "Supaya aku sentiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."

Bagi yang telah berumur empat puluh tahun, hendaknya ia memperbaharui tobatnya dan memperbanyak amal saleh daripada yang sudah-sudah. Sedangkan bagi mereka yang belum, sesungguhnya tahun-tahun adalah kumpulan menit-menit, jam-jam, dan hari-hari. Kebaikan yang kita tanam hari ini, buahnya esok kita rasakan. Begitupun dengan kejahatan yang kita tanam hari ini, buahnya juga esok kita rasakan. Istiqomah adalah kumpulan dari ketaatan yang tidak sebentar. Sedangkan bagi pelaku maksiat, kebaikan akan terasa berat untuk dilakukan karena ia belum terbiasa untuk melakukannya. Ketika usia sudah mencapai empatpuluh tahun tapi belum juga terbiasa berbuat kebaikan, mungkin dimasa lalunya banyak berbuat kemaksiatan dan sedikit berbuat kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar