Di antara ujian yang dideritanya pada
tahun 146 H. adalah Khalifah Abu Ja’far melarangnya menyampaikan hadis yang
berbunyi, “Tidak ada thalak bagi orang yang dipaksa.”
Diam-diam, ada yang
mananyakan kepada Imam Malik tentang hadits tersebut, hal ini mendorong sang
Imam menyampaikan hadits ini ke khalayak. Mendengar demikian Ja’far bin
Sulaiman, Gubernur Madinah memukul Imam Malik 30 kali, dalam riwayat lain lebih
30 kali dan ada yang mangatakan 70 kali, serta ada pula menyebutkan lebih dari
itu. Sebagian perawi menyebutkan, penyebab Imam Malik dipukul dikarenakan
fatwa, bahwa pengangkatan Abu Ja’far sebagai Khalifah tidak sah karena melalui
paksaan.
Namun hukuman demi hukuman yang
diderita, tidak membuat Imam Malik turun derajat, bahkan sebaliknya. Dirinya
makin menjadi lebih terhormat dan masyhur di mata umat. Al-Hunaini teman Malik
menuturkan, “Setelah menderita hukuman pukul, tangan Imam Malik menjadi kaku
tidak dapat diangakat. Demi Allah, setelah ia dipukul, ia menjadi lebih
terhormat dan lebih besar sehingga seakan-akan pukulan itu menjadi perhiasan
baginya.”
Al-Qarawi menguatkan, “Ketika Malik bin
Anas dipukul dan disiksa, orang-orang datang menjenguknya ketika siuman, ia
berkata, “Aku jadikan kalian saksi bahwa orang yang memukuliku aku maafkan.”
Al-Qarawi melanjutkan, “Pada hari kedua, kami kembali menjenguk. Ternyata ia
sudah dapat berdiri, lalu kami ucapkan sesuatu yang telah kami dengar darinya.
Dan kepadanya kami berkata, ‘Engkau telah menderita seperti ini.’ Ia bertutur,
“Kemarin aku takut meninggal lalu aku berjumpa dengan Rasulullah, dimana aku
sangat malu kepada beliau jika sebagian muslim masuk neraka lantaran
aku.”
Al-Mutharrif
berkomentar, “Aku dapati bekas cambukan di punggung Malik, aku telah
memeriksanya dan nampaknya saat meraka mencambuknya, mereka membuka baju Imam
Malik sehingga ia dapat meluruskan sorbannya karena babak belur pada pundaknya.
Imam Malik sangat malu pada dirinya, saat pakaian yang menutupi dada dan
pahanya terlepas akibat cambukan. Terbukanya paha lebih berat baginya daripada
cambukan yang ia derita, ia lebih merasa sakit karena dadanya kelihatan
ketimbang karena cambukan.”
0 komentar:
Posting Komentar