Jumat, 16 Oktober 2015

Fenomena Bobotoh Persib

Kemarin saya melihat beberapa bobotoh Persib ngumpul di kampus UIN. Dari pembicaraan yang saya dengar tampaknya mereka sedang berdiskusi ttg mekanisme pemberangkatan mereka ke GBK.

Saya melihat dari wajah-wajah mereka semangat dan senyum ikhlas. Salah satu dari mereka saya dengar berkata, "Isukan urang ke Jakarta bade nginep wae di ditu." Ada yang menimpali, "Nanaonan maneh, masih keneh lami." "Terserah urang atuh.."

Begitulah kecintaan bobotoh kepada tim sepakbola kesayangannya. Apapun mereka lakonin demi agar tim kesayangannya itu meraih kemenangan. Saya sendiri sering melihat di pagi hari remaja-remaja tanggung berkaos Persib berarak-arakan menuju Stadion Jalak Harupat padahal pertandingan baru dimulai sore atau malam hari. Kalau hari sudah mulai sore, jangan harap perjalanan menuju Soreang atau Jalak Harupat lancar. Karena pasti akan dimacetkan oleh ulah bobotoh yang asyik berkonvoi.

Bobotoh Persib memang beda dibanding pendukung dari tim sepakbola daerah lainnya. Tidak hanya mereka, secara kultural orang Sunda sangat senang menonton Persib. Kalau Persib sudah bertanding, apalagi final, jalanan di kota Bandung lengang. Mereka semua sedang asyik menonton TV dimana Persib sedang bertanding. Tidak heran, channel TV ESPN mengambil hak penuh siaran Persib untuk TV kabel karena mereka sudah mengetahui fenomena hebat ini. Akibatnya, pundi-pundi uang pun mengalir ke kocek Persib.

Kepada bobotoh Persib, terutama dari Viking, jadilah sporter yang suportif. Kalah menang adalah keniscayaan. Jangan kalau kalah marah-marah; hancurin sana hancurin sini. Inget orang sunda itu someah hade kasemah. Dan juga jangan lupa shalat. Selamat bertanding di final Piala Presiden.

0 komentar:

Posting Komentar